John bertemu dengan orang yang menjual rumah tersebut. Ternyata, orang itu sudah tua. Dia memberi tau namanya, yaitu Ulysses (sepertinya tidak ada yang tahu nama panjangnya kecuali ibunya). Singkat cerita, John berbincang dengan Ulysses dan dia berpesan, "Semua yang kutinggalkan dirumahku itu menjadi milikmu, dan yang kubawa adalah milikku, dan jaga rumah itu baik-baik. Jangan sampai kau abaikan. Karena rumah itu.. hidup."

Setelah itu John segera menyewa
Ulysees memberi denah rumah itu (figur di atas) karena halaman rumah itu sangat besar. Akan tetapi yang diberi hanya denah luar rumah yang kurang jelas (dimata John).
Terlihat di denah bahwa ada paviliun kecil di pojok halaman berbentuk bulat dengan atap yang berbentuk kerucut, Setelah rumah utama di selesaikan, John melihat kedalam rumah untuk melihat apa yang ditinggalkan oleh tuan rumah sebelumnya, Ulyssees. John pasrah dan terdiam karena yang ditinggalkan oleh Ulysses hanya berupa tempat tidur, lemari, dan perabotan yang tidak bisa dipindahkan dengan mobil (uh.. mobil?).
John cukup merasa kecewa, tapi ia jadi teringat dengan pavilliun yang atapnya berbentuk kerucut itu. Saat ia mengunjungi paviliun dia mendengan sebuah suara yang samar, berbunyi "W...tch O..uch". Dan terlihat di pintu paviliun ada gembok yang berkarat, dengan darah di gembok tersebut.
-PART 1 END-
Please visit @helloimnesta at http://theboywholaughs.blogspot.com/